” terkadang, sesuatu hal yang dianggap besar atau luar
biasa, justru lahir dari orang-orang kecil. Tak ada alasan untuk
meremehkan dan merendahkan orang lain”
Di Propinsi Zhejiang China, (kampung halaman saya,heheheee) ada seorang anak yg luar biasa dibanding anak seumurannya dan mungkin seumuran kita. Sebut saja namanya Bru Clee. Umurnya baru 10 tahun, tetapi beberapa penghargaan telah dia dapatkan. Bukan hanya itu, Bru Clee dinobatkan sebagai salah satu dari 10 orang luar biasa dari 1,4 penduduk China oleh Pemerintah. Bru Clee, tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang adik yang baru berumur 1 tahun. Kehidupan keluarganya, jauh dari sempurna. Ibunya hanyalah tukang cuci keliling, sedang ayahnya tidak lagi bekerja saat tubuhnya terserang penyakit lumpuh.
Mungkin karena merasa tidak tahan dengan keadaan itu, sang Ibu memilih pergi dengan seorang laki-laki lain keluar Zhejiang.
Tinggallah Bru Clee bersama sang ayah dan adik kecilnya. Sejak itu pula Bru Clee menjadi tulang punggung keluarga. Bru Clee setiap hari harus ke sekolah, melewati sebuah hutan kecil dengan berjalan kaki. Sepulang sekolah, Bru Clee bergabung dengan para kuli batu. Dia ikut membelah batu-batu besar untuk mendapatkan upah. Nah, hasil upah itulah yang dipakai oleh Bru Clee untuk membeli beras, obat untuk ayahnya dan keperluan adiknya. Ketika malam, Bru clee ikut berkeliling menjajakan dagangan tetangganya dan terkadang sampai subuh. Bru Clee tidak pernah mengeluh. Dia melayani ayahnya dan adiknya dengan suka cita. Membuatkan bubur, memapah sang ayah ketika hendak mandi atau buang hajat, mengganti popok adik, menbuatkan susu lalu menidurkannya dalam ayunan. Semua dilakukan Bru Clee tanpa mengeluh.
Karena hidup yang serba pas-pasan dan rasanya tidak sanggup lagi untuk membeli obat buat sang ayah, Bru Clee mencari cara untuk kesembuhan ayahnya tanpa obat dari dokter. Diapun belajar tentang obat-obatan dari buku yang dibelinya, dan yang luar biasa Bru Clee juga belajar bagaimana memberikan Injek/ Suntikan layaknya dokter kepada pasiennya.
Waktu terus berjalan,dan Bru Clee terus belajar tentang obat dan injek. Sepulang sekolah, Bru Clee singgah ke hutan mencari bahan ” percontohan” obatnya. Dan ketika tiba di rumah dia meramunya dan dengan keberanian yang luar biasa Bru Clee menyuntikkan sendiri ramuan tersebut ketubuh ayahnya. Berselang beberapa bulan kemudian, entah Mujizat, keajaiban atau karena ramuan Bru Clee, sang ayah pun akhirnya sembuh dari penyakit lumpuhnya dan kembali bisa berjalan seperti semula. Kabarpun cepat tersebar dan sampai ketelinga pemerintahan Zhejiang. Bru Clee di undang ke Istana, disiarkan di semua Stasiun Televisi dan mendapatkan anugerah sebagai salah satu dari 10 orang hebat di negeri china waktu itu.
Ketika mata pejabat, pengusaha, artis dan beberapa orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan tersebut sedang tertuju kepada Bru Clee, pembawa acara (MC) pun bertanya kepadanya ” Lee, disini ada beberapa pejabat, pengusaha dan orang terkenal. Kamu pun sedang disaksikan oleh 1,4 penduduk china. Sekarang, katakan apa yang kamu inginkan. Apa yang kau rindukan dalam hidupmu, katakanlah. Kamu mau sekolah dimana, butuh uang berapa banyak untuk menyelesaikan sekolahmu, ingin kuliah dimana nantinya, atau apalah. Katakan saja, dan mereka akan membantumu”. Bru Clee tetap saja terdiam. ” Ayolah Lee.
Katakan saja, jangan malu-malu. Apakah kamu butuh rumah? tabungan? cepat katakan. Aku yakin pemirsa juga sudah tidak sabar untuk membantumu bahkan menjadikanmu anak angkat”. Lama Bru Clee terdiam ketika dengan suara gemetar dan tangis tertahan Bru Clee menjawabnya ” Aku memang orang miskin, tapi aku belum butuh dengan semua itu. Saat sekarang, aku cuma ingin Mama kembali… Ma, kembalilah. Aku bisa mencari uang untuk ayah dan mama. Aku bisa kerja dan membiayai keluarga kita”. Demikian kata Lee, yang membuat para tamu undangan dan mungkin juga pemirsa ikut terharu. Satu permintaan polos, tanpa diduga namun penulis tidak yakin apakah permintaan Bru Clee bisa dipenuhi oleh Para undangan maupun pemirsa.
Bru Clee tetap melanjutkan hidupnya seperti semula, sekolah dan bekerja. Ayahnya pun ikut membantu karena telah sembuh. Dan menurut kisah, Bru Clee akhirnya dinobatkan sebagai penemu obat lumpuh setelah kuliah dan menjadi seorang Dokter. Suatu yang dia dapatkan bukan dari hadiah orang lain, namun dari hasil kerja kerasnya. Sayang, sampai waktu itu impian terbesar dalam hidupnya belum tercapai. Semoga Mujizat, Keajaiban, keberuntungan atau apalah namanya segera di dapat oleh Bru Clee..Dia ingin Mama pulang! Ya ” Ma pulanglah, Bru Clee bisa kok membuat kalian bahagia…
” Dan terkadang, orang-orang besar tidak bisa memenuhi permintaan seseorang walaupun menurut kita itu hanyalah permintaan kecil. Rajin-rajinlah memberi selagi anda masih mempunyai sesuatu, dan selagi anda masih merasa dibutuhkan oleh orang lain”
Di Propinsi Zhejiang China, (kampung halaman saya,heheheee) ada seorang anak yg luar biasa dibanding anak seumurannya dan mungkin seumuran kita. Sebut saja namanya Bru Clee. Umurnya baru 10 tahun, tetapi beberapa penghargaan telah dia dapatkan. Bukan hanya itu, Bru Clee dinobatkan sebagai salah satu dari 10 orang luar biasa dari 1,4 penduduk China oleh Pemerintah. Bru Clee, tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang adik yang baru berumur 1 tahun. Kehidupan keluarganya, jauh dari sempurna. Ibunya hanyalah tukang cuci keliling, sedang ayahnya tidak lagi bekerja saat tubuhnya terserang penyakit lumpuh.
Mungkin karena merasa tidak tahan dengan keadaan itu, sang Ibu memilih pergi dengan seorang laki-laki lain keluar Zhejiang.
Tinggallah Bru Clee bersama sang ayah dan adik kecilnya. Sejak itu pula Bru Clee menjadi tulang punggung keluarga. Bru Clee setiap hari harus ke sekolah, melewati sebuah hutan kecil dengan berjalan kaki. Sepulang sekolah, Bru Clee bergabung dengan para kuli batu. Dia ikut membelah batu-batu besar untuk mendapatkan upah. Nah, hasil upah itulah yang dipakai oleh Bru Clee untuk membeli beras, obat untuk ayahnya dan keperluan adiknya. Ketika malam, Bru clee ikut berkeliling menjajakan dagangan tetangganya dan terkadang sampai subuh. Bru Clee tidak pernah mengeluh. Dia melayani ayahnya dan adiknya dengan suka cita. Membuatkan bubur, memapah sang ayah ketika hendak mandi atau buang hajat, mengganti popok adik, menbuatkan susu lalu menidurkannya dalam ayunan. Semua dilakukan Bru Clee tanpa mengeluh.
Karena hidup yang serba pas-pasan dan rasanya tidak sanggup lagi untuk membeli obat buat sang ayah, Bru Clee mencari cara untuk kesembuhan ayahnya tanpa obat dari dokter. Diapun belajar tentang obat-obatan dari buku yang dibelinya, dan yang luar biasa Bru Clee juga belajar bagaimana memberikan Injek/ Suntikan layaknya dokter kepada pasiennya.
Waktu terus berjalan,dan Bru Clee terus belajar tentang obat dan injek. Sepulang sekolah, Bru Clee singgah ke hutan mencari bahan ” percontohan” obatnya. Dan ketika tiba di rumah dia meramunya dan dengan keberanian yang luar biasa Bru Clee menyuntikkan sendiri ramuan tersebut ketubuh ayahnya. Berselang beberapa bulan kemudian, entah Mujizat, keajaiban atau karena ramuan Bru Clee, sang ayah pun akhirnya sembuh dari penyakit lumpuhnya dan kembali bisa berjalan seperti semula. Kabarpun cepat tersebar dan sampai ketelinga pemerintahan Zhejiang. Bru Clee di undang ke Istana, disiarkan di semua Stasiun Televisi dan mendapatkan anugerah sebagai salah satu dari 10 orang hebat di negeri china waktu itu.
Ketika mata pejabat, pengusaha, artis dan beberapa orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan tersebut sedang tertuju kepada Bru Clee, pembawa acara (MC) pun bertanya kepadanya ” Lee, disini ada beberapa pejabat, pengusaha dan orang terkenal. Kamu pun sedang disaksikan oleh 1,4 penduduk china. Sekarang, katakan apa yang kamu inginkan. Apa yang kau rindukan dalam hidupmu, katakanlah. Kamu mau sekolah dimana, butuh uang berapa banyak untuk menyelesaikan sekolahmu, ingin kuliah dimana nantinya, atau apalah. Katakan saja, dan mereka akan membantumu”. Bru Clee tetap saja terdiam. ” Ayolah Lee.
Katakan saja, jangan malu-malu. Apakah kamu butuh rumah? tabungan? cepat katakan. Aku yakin pemirsa juga sudah tidak sabar untuk membantumu bahkan menjadikanmu anak angkat”. Lama Bru Clee terdiam ketika dengan suara gemetar dan tangis tertahan Bru Clee menjawabnya ” Aku memang orang miskin, tapi aku belum butuh dengan semua itu. Saat sekarang, aku cuma ingin Mama kembali… Ma, kembalilah. Aku bisa mencari uang untuk ayah dan mama. Aku bisa kerja dan membiayai keluarga kita”. Demikian kata Lee, yang membuat para tamu undangan dan mungkin juga pemirsa ikut terharu. Satu permintaan polos, tanpa diduga namun penulis tidak yakin apakah permintaan Bru Clee bisa dipenuhi oleh Para undangan maupun pemirsa.
Bru Clee tetap melanjutkan hidupnya seperti semula, sekolah dan bekerja. Ayahnya pun ikut membantu karena telah sembuh. Dan menurut kisah, Bru Clee akhirnya dinobatkan sebagai penemu obat lumpuh setelah kuliah dan menjadi seorang Dokter. Suatu yang dia dapatkan bukan dari hadiah orang lain, namun dari hasil kerja kerasnya. Sayang, sampai waktu itu impian terbesar dalam hidupnya belum tercapai. Semoga Mujizat, Keajaiban, keberuntungan atau apalah namanya segera di dapat oleh Bru Clee..Dia ingin Mama pulang! Ya ” Ma pulanglah, Bru Clee bisa kok membuat kalian bahagia…
” Dan terkadang, orang-orang besar tidak bisa memenuhi permintaan seseorang walaupun menurut kita itu hanyalah permintaan kecil. Rajin-rajinlah memberi selagi anda masih mempunyai sesuatu, dan selagi anda masih merasa dibutuhkan oleh orang lain”