Senin, 19 September 2011

Ketika JK Menjadi Kolektor Penghargaan

Koleksi penghargaan Mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) semakin bertambah. Beliau kembali  menerima penghargaan dari Raja Kamboja, Norodom Sihamoni,dan disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen di Phnom Penh sore ini. Penghargaan tersebut diberi nama Royal Order Sahametrei Officer atau semacam Bintang Mahaputra.

JK dianggap sebagai tokoh perdamaian dunia, yang memiliki jasa yang sangat besar untuk mewujudkan perdamaian dunia, khususnya di kawasan Asia Pasifik. JK adalah orang kedua yang menerima penghargaan tersebut, setelah anggota parlemen Filipina, Jose de Venecia.

Sebelum menerima penghargaan tersebut,  JK akan tampil memberi sambutan dalam seminar sesuai dengan kapasitas JK sebagai Chairman Centrist Asia Pacific Democrat International (CAPDI).
Sebelumnya, JK juga mendapatkan penghargaan berupa gelar doktor honoris causa dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, karena dinilai telah ikut andil dalam bidang pemerintahan, politik, ekonomi dan berbangsa. 

Khusus dibidang ekonomi, JK dinilai telah melakukan terobosan dengan berbagai komentar, kebijakan dan aplikasi rill yang dikenal dengan istilah Kallanomics.
Jika JK dianggap tokoh perdamaian dunia khususnya di kawasan Asia Pasifik, oleh Negara Kamboja, bagaimana pandangan rakyat Indonesia sendiri terhadap sepak terjang JK khususnya di bidang keamanan? sekedar menilik kembali kebelakang,  ternyata JK berperan serta dalam mewujudkan perdamaian Aceh, aktor dibalik perjanjian Malino karena konflik Poso, dan upaya meredam konflik bersenjata di Ambon. 

Melihat geliat situasi bangsa yang sekarang kadang memanas, khususnya di bidang keamanan seperti pertikaian di Ambon yang kembali pecah beberapa waktu lalu, riak-riak permusuhan warga Makassar dengan salah satu suku pendatang yang seketika timbul semacam panu, hanya karena ulah seorang oknum, pertikaian yang sudah menjadi tradisi tahunan di UNHAS dll, tidak salah kiranya jika publik kembali merindukan sosok JK dalam upaya perdamaian, bukan hanya di kawasan Asia-Pasifik, tetapi terlebih khusus di dalam Negeri sendiri. 

Gelar tokoh perdamaian terlanjur melekat pada diri JK, sehingga jika ada riak-riak kecil di dalam Negeri, nama beliau selalu dikait-kaitkan oleh sebagian besar publik. “Ah..Andai saja masih pak JK…”, atau, ” Pantas, keadaan makin kacau, kan JK sudah tidak menjabat…” dan sebagainya, dan seterusnya, dan lain-lain…Panjanggggggggggg…

Memang, gejolak yang akhir-akhir ini marak terjadi, tentu saja JK tidak punya wewenang, toh masih ada menteri keamanan, toh masih ada aparat, toh masih ada kepala suku, masih ada gubernur, tetapi menurut hemat saya, tidak ada salahnya jika JK kembali memberikan sumbangsih, bukan saja di bidang ekonomi logika, rill, monorel, tol, kallanomics dan semacamnya, tetapi saya yakin banyak rakyatIndonesia yang merindukan setidak-tidaknya pemikiran JK di bidang keamanan atau perdamaian di dalam Negeri. 

Bukan saja ketika beliau menjabat sebagai Wakil Presiden, tetapi ketika tidak menjabat sekalipun, pengabdian terhadap Bangsa mudah-mudahan tidak pernah berhenti, utamanya dalam mewujudkan perdamaian di dalam negeri. Saya percaya, JK amat teramat mencintai Indonesia, dan saya yakin beliau tiada lelah memberikan sumbangsih, demi tercapainya Indonesia yang aman, adil, dan makmur, InsyaAllah.

Pemikiran-pemikiran beliau, jurus-jurus jitu beliau, semoga menjadi panutan rakyat Indonesia, tanpa mengaitkan dengan politik, apalagi politik pencitraan menyongsong pemilihan Presiden 2014 nanti.
Semoga kita tidak berburuk sangka, toh kalaupun pada akhirnya beliau maju sebagai calon Presiden (saya sendiri belum yakin), saya rasa tidak ada yang salah.  Yang salah dan gegabah jika tiba-tiba saya yang mencalonkan diri, …Hahahaaaa…Salam Kompasiana!