Minggu, 04 September 2011

Jangan Main-Main Dengan Cinta

” Kucari kau kucari, kucari kau di tumpukan birahi


Kuintip kau kuintip, kuintip kau dimuntahan air mani,


Sebelum kutau jika kau tak pernah jauh dari hati…”
Hampir setiap saat kita sering mendengarkan kata cinta. Baik dari teman-teman kita, keluarga kita, sahabat kita, bahkan kita sendiri tidak luput dari perasaan cinta. Cinta sering diucapakan dan sering kita dengar dimana saja. Di Jalanan, di pusat pertokon, di sudut-sudut taman, di bibir pantai, di puncak gunung, bahkan di diskotik dan tempat pelacuran sekalipun. Nah, mari kita berbagi dan bertukar pikiran tentang fenomena tersebut.
Apa yang dimaksud dengan cinta?
Banyak sekali defenisi cinta yang sering kita dengar maupun kita baca. Tak ada suatu pendapat yang benar-benar sama dengan pendapat yang lainnya. Begitupun dengan saya, anda, mereka, kalian, semua pendapatnya pasti berbeda-beda tentang cinta. Jika misalnya tulisan ini di baca oleh jutaan orang, maka jutaan pula istilah cinta yang akan tercipta. Yang pasti, istilah itu akan berbeda sesuai dengan suasana hati kita sekarang. Arti cinta jelas berbeda antara orang yang sedang mabuk asmara dengan orang yang sedang patah hati. Yang mabuk cinta, pasti mengatakan jika cinta itu anugerah yang memabukkan. Sedang yang patah hati, mungkin saja mengatakan jika cinta itu adalah hal yang menyakitkan.
Mari kita baca sepenggal sajak dari Jalaluddin Rumi :
Suatu malam kutanya cinta, ” Katakan siapa sebenarnya dirimu”.
Katanya ” Aku ini kehidupan abadi, aku memperbanyak kehidupan yang indah itu”
Kataku, “Duhai di luar tempat. Dimana rumahmu?”.
Katanya, ” Aku ini bersama api hati dan di luar mata yang basah.
Akulah utusan yang ringan kaki, sedang pencinta adalah kuda kurusku
Aku merah padamnya bunga tulip
Akulah manisnya meratap, penyibak segala yang tertabiri…”
(Akulah angin, engkaulah api, Sajak Jalaluddin Rumi)
Dialok  Jalaluddin rumi dengan cinta, mengajak kita berpikir jika cinta itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Cinta ada dimana saja, tak mengenal tempat dan tak mengenal waktu. Lebih jauh Rumi mengutarakan ” Cinta itu adalah alasan bagi setiap gerakan di bumi ini. Karena kalau saja bumi dan gunung itu bukan pencinta, tentu rumput tidak akan tumbuh di dada mereka”. Pernyataan yang benar, dan tentunya bisa diterima oleh akal sehat atau logika.
Lebih jauh tentang cinta, mari kita simak kata para Filsuf tentang cinta :
- Plato berkata ” Mereka yang tidak terharu oleh cinta, adalah orang-orang yang berjalan dalam kegelapan tanpa pelita atau obor”
- Kahlil Gibran berkata ” Cinta bukan untuk memiliki dan dimiliki, karena cinta hanya untuk cinta. Dia berada dalam roh, bukan pada jazad”.
- Freud berkata ” Hanya ada pada ibu dan anaklah ada yang dikatakan cinta murni, sedng cinta lelaki terhadap perempuan atau sebaliknya, ujung-ujungnya hanyalah untuk menikmati persetubuhan”
- Diren berkata ” Cinta bukanlah pilihan melainkan nasib. Maksudnya, cinta tidak selamanya berakhir dengan kebahagiaan
- Shakespeare berkata ” Cinta berarti hidup dan hidup haruslah diisi oleh cinta. Cinta mempunyai kekuatan yang maha dasyat, melebihi kuatnya petir merobohkan pohon”
Nah, jika para Filsuf saja berpendapat berbeda tentang cinta, bagaimana dengan kita? sudah bisa dipastikan juga berbeda bukan? bahkan ada teman saya yang berpendapat jika cinta itu adalah pembatas antara sayang dan birahi. Lalu  pendapat yang mana yang benar? jawabannya, sesuai dengan kondisi hati masing-masing. Yang jelasnya, cinta adalah perasaan yang menggelora. Cinta adalah abstrak. Cinta adalah dasyat.
Kekuatan cinta
Rumi berkata ” Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, mengubah tembaga menjadi emas, mengubah kesedihan menjadi obat, mengubah mati menjadi hidup, mengubah raja menjadi budak”
Dari penggalan sajak Rumi diatas, bisa dipastikan jika cinta itu punya kekuatan yang sangat dasyat. Cinta bisa mengalahkan bala tentara dengan senjata nuklirnya. Dengan kekuatannya yang abstrak, cinta tidak terdeteksi oleh ilmu apapun. Tak ada orang yang pernah tau jika kita sedang jatuh cinta. Ilmu dan tekhnologi secanggih apapun tidak bisa meredam dan membuat kita tidak jatuh cinta. Dan celakanya, cinta kadang tercipta diluar logika dan menjangkiti siapa saja tanpa pandang bulu. Tidak percaya? mari kita lihat kasus berikut :
- Adam dan hawa rela menukar syurga dengan dunia karena cinta.
- Raja Louis Dari Prancis rela menyengsarakan rakyatnya, bahkan negaranya sampai bangkrut dan bala tentaranya mati kelaparan di medang perang hanya karena menuruti kemauan istrinya Maria Antoinette yang dijuluki ” Madam Devisit”. Sang Raja lebih memilih menyapu dinding Istana dengan emas, dari pada membantu rakyatnya. Semua beliau lakukan atas nama cinta. Cinta kepada Maria yang suka dengan kemewahan.
- Bill Clinton, mantan presiden Amerika dua periode juga terlibat skandal dua kali dengan foto model. Pertama, dengan Genifer Flower yang mengakibatkan kepopuleran Clinton sempat jtuh waktu itu. Untunglah istri beliau, Hillary membantah semuanya dan bantahan itu mengalahkan jutaan rakyat Amerika yang kemudian memilih kembali Clinton menjadi presiden Amerika untuk periode selanjutnya. Namun, kurang lebih dua tahun Clinton menjabat, Dia kembali tidak kuat menahan dasyatnya cinta itu. Dia kembali terpojok dengan berita perselingkuhannya dengan pegawainya sendiri di Gedung Putih, Monica Lawinsky. Kali ini, Clinton benar-benar terjerat, tak sanggup membendung cinta Monica sampai dia rela menghianati istriya yang telah membelanya dan dia juga rela menghianati jabatannya. Clinton lebih memilih Monica.
- Dari dalam negeri, ada Wahyu Tryoso. Pemuda dua 20 tahun yang jatuh cinta kemudian menikahi seorang nenek berusia 67 tahun, Hj. Rusmini. Meski usia keduanya terpaut jauh, tapi panah cinta telah bersarang dihati mereka. Api asmara tak sanggup mereka padamkan.
- Dan yang paling menghebohkan, ada kisah Ismi ( 19 tahun) dari Pekalongan. Ismi jatuh cinta kepada ayah kandungnya sendiri setelah si Ayah meninggalkannya 15 tahun yang lalu. Dan setelah ayah kembali, Ismi telah menjadi gadis dewasa dan jatuh cinta kepada ayah kandungnya sendiri. Gilanya, sang ayahpun meladeni cinta Ismi sampai mereka berhubungan intim seperti halnya suami istri. Dan lebih gila lagi, Ismi tidak peduli dengan status  “ayah kandung”,  Dia tetap bermaksud untuk melanjutkan hubungannya sampai kejenjang pernikahan.
Lalu banyak pejabat kita, anggota dewan kita, orang-orang terhormat kita yang rela menanggung malu karena cinta, rela berpisah dengan istri dan anaknya karena cinta, rela menukar jabatannya dengan cinta, bahkan rela masuk penjara karena cinta. Begitu dasyatnya cinta itu, dan ketika dia datang terkadang kita rela menukarnya dengan nyawa sekalipun.
Lalu? bagaimana seharusnya?
Teringat lagu ” Jangan berkata tidak, bila kau jatuh cintaa..bilang saja iya, buat apa kau maluuuu…
Cinta itu anugerah, maka berbahagialah..sebab kita pasti sengsara bila tak punya cintaaaa”.
Dari kutipan lagi diatas, kita bisa menyimpulkan jika cinta itu anugerah. Anugerah bagi siapa? tentunya bagi mereka yang mendapatkannya, mampu memeliharanya, mampu mengendalikannya, tau menempatkannya. Cinta itu ibarat kendaraan, dan para pencinta adalah sopirnya. Cinta bisa berjalan dengan mulus tanpa keluar jalan raya jika para sopir bisa mengemudi dengan baik. Sebaliknya, cinta akan keluar dari jalan raya bahkan jatuh kedalam jurang jika pengemudi tidak berhati-hati. Lalu, bagaimana cara mengemudi yang baik?.
Seperti halnya pengemudi kendaraan, untuk mengemudi cintapun kita harus memiliki SIM ( Surat Isin Mencintai). Dengan SIM ini, kita sudah mahir menjalankan kemudi cinta. Kita telah mengetahui rambu-rambu cinta. Lampu merah, tikungan tajam, mendaki, tidak boleh parkir, dan lain-lain sudah di hafal diluar kepala. Para pencinta yang telah memiliki SIM, tidak akan meminta pasangannya untuk melakukan sesuatu yang melampaui batas. Contohnya, sex pra nikah. Karena mereka sudah tau, sex pranikah sudah melanggar lampu merah cinta. Dan jika dilanggar, di ujung jalan sana sudah berdiri petugas cinta dengan tiupan sempritan.
Mereka yang melanggar pasti akan ditilang dan dikenai denda. Dendanya bisa bermacam-macam tentunya. Sangat tergantung dari beratnya pelanggaran yang dilakukan. Denda bisa berupa masa depan yang suram, keperawanan yang hilang, putus sekolah atau kuliah. PHK, aborsi, hamil diluar nikah, kawin lari, patah hati, sakit hati, bunuh diri, menjadi pelacur dan banyak lagi denda lainnya.
Para pencinta yang sudah memiliki SIM, tidak akan memarkir kendaraan cintanya disembarang tempat. Tidak memarkir kendaraannya pada lelaki atau wanita yang sudah bersuami, tidak memarkir kendaraannya pada lelaki atau wanita yang sudah punya pasangan. Tidak memarkir kendaraannya ditempat-tempat prostitusi, di room-room diskotik, di sudut-sudut kafe yang remang dan tempat mesum.
Anti Patah Hati
Siapa yang pernah patah hati? mungkin sebagian besar dari pembaca pernah mengalaminya. Tidak terkecuali penulis. Jangankan patah hati, penulispun pernah patah tulang, patah jantung, dan patah-patah yang lainnya. Kenapa bisa? jawaban kita pasti kembali berbeda-beda. Tetapi intinya, sekali lagi mungkin kita belum memiliki SIM.
Ada dua cara untuk menghindari patah hati akibat cinta.
1. Teori setengah gelas.
Heheheee, apaan tuh… Mau minum ya bang! tenang. Maksud teori setengah gelas disini, adalah jika kita mencintai seseorang, jangan pernah menyerahkan cinta itu segelas penuh. Berikan hanya setengahnya saja kepada pasangan anda. Dan setengahnya lagi, simpan rapat-rapat didalam hati untuk anda. Mengapa? ingat, Kita kadang terlena dengan cinta segelas penuh. Sehingga kita, utamanya kaum wanita rela menyerahkan apa saja kepada pasangannya.
Sebagai contoh, saya pernah menanyai seorang pelacur di kawasan Nusantara Makassar beberapa tahun yang lalu. Sebut saja namanya ANU. Pelacur itu berasal dari keluarga baik-baik. Ayahnya seorang kepala sekolah, dan ibunya seorang dosen salah satu PTS di Yogyakarta. Ketika ANU semester tujuh di salah satu PTN di Yogyakarta, ANU kedatangan cinta bersama seorang lelaki tampan yang masih teman kuliahnya juga. Waktu itu, si ANU belum paham tentang SIM dan teori setengah gelas. Maka diapun menyerahkan segelas penuh cintanya kepada lakinya. Tidak ada  cinta lagi yang ANU  sisakan untuk temannya yang lain, untuk keluarganya yang lain, untuk dirinya sendiri, bahkan untuk Tuhannya sekalipun. Anu telah dibutakan oleh cinta yang memang kadang tidak bisa dilawan dengan logika.
Singkat cerita, si ANU menyerahkan semuanya kepada si Lelaki, termasuk kulit bawang yang selalu terbungkus rapi oleh celana dalam. Si ANU kemudian hamil, dan yang menyedihkan, laki-laki yang telah mengupas kulit bawangnya menghilang entah kemana. Jadilah si ANU korban cinta waktu itu. Dia telah melanggar lampu merah dan pasti akan kena tilang dan denda. Pembaca tau kira-kira apa dendanya? si ANU  kemudian kabur ke Makassar malu dan takut aibnya terbongkar. Beberapi kali si ANU berusaha untuk melakukan aborsi, namun si janin yang belakangan dinamainya Diana, tetap bertahan didalam perutnya ketika itu.
Dia bertahan dan berhasil sampai akhirnya dia keluar dari selaput dara ibu menatap dunia yang penuh cinta yang memabokkan. Si ANU akhirnya memutuskan untuk menitipkan bayi yang kelak! kunamai korban cinta terlarang ke salah satu panti asuhan, lalu si ANU melanjutkan hidupnya kembali tanpa cinta. Mengapa tanpa cinta? karena dia terlanjur telah memberikan semuanya kepada lelaki itu, yang kelak! kujuluki Mafia Vagina. Jadilah si ANU perempuan yang selalu menyalahkan cinta. Perempuan traumatik dan untuk mempertahankan hidupnya, dia harus membuka lebar-lebar vaginanya seperti celengan, menunggu tangan-tangan kekar dan perut buncit maupun kepala-kepala yang sudah beruban dan sedikit botak untuk menaruh uang di kemalaunnya. Dia hidup sebagai pelacur!
Tentu, jika si ANU menerapkan teori setengah gelas, kejadian seperti ini pasti bisa dihindari. Si Anu tidak akan rela menyerahkan kulit bawangnya dikupas dengan pisau tajam si Mafia Vagina. Si ANU pasti tidak akan mau menukar masa depannya yang cerah dengan amisnya air mani diatas kasur di penginapan, di wisma, di hotel-hotel mewah, atau di gubuk tak berdinding sekalipun. Si ANU juga pasti tidak akan rela menukar keluarganya, harga dirinya, perasaannya dengan label ” Si Penitip Bayi”.
2.Teori layang-layang
Wah, apa lagi ini? hahahahaa…tenang! teori layang-layang, maksudnya adalah tarik ulur. Seperti halnya layang-layang, jika angin bertiup kencang, kita mesti mengulur benang layang-layang itu agar si Layang bisa sedikit jauh meninggalkan pandangan mata. Namun jika angin biasa-biasa saja atau si Layang agak menjauh, kita mesti menariknya kembali. Irama ini harus dilakukan untuk mencegah si Layang terputus lalu terbang entah kemana.
Demikian halnya dengan kita yang mungkin sedang jatuh cinta. Kita harus pandai-pandai menjaga irama permainan cinta itu. Jika pasangan terasa semakin dekat dan mulai menuntut macam-macam atas nama cinta, kita harus mengulur benangnya cinta itu agar sedikit menjauh. Namun jika pasangan terasa agak jauh, kita harus menarik benang cinta perlahan-lahan biar tidakhilang dari pandangan atau tidak putus terbawa angin. Selamat bermain layangan, semoga si Layang bisa mengikuti irama tarik ulur tangan anda.
Semoga teori diatas bisa membuat kita terhindar dari patah hati dan kecewa akan ganasnya cinta. Apapun alasannya, setiap dari kita selalu ingin mendapatkan cinta. Itu manusiawi. Karena hanya dengan cintalah kehidupan bisa berjalan. Bahkan langit dan bukit tak henti-hentinya mencintai. Lagit selalu mencintai awan sehingga gerimis dan hujan bisa turun membasahi bumi. Tetapi manakala cinta hujan berlebihan, timbullah badai yang siap menghayutkan apa saja. Demikian juga Bukit yang selalu mencurahkan cinta, dan membiarkan rumput dan pohon tumbuh diatas perutnya.
Semua perlu cinta. Semua ingin cinta. Tetapi berhati-hatilah jika cinta itu datang kepada kalian. Karena dia bisa membuat anggur menjadi racun, bisa merubah air hangat menjadi air mata bahkan air mani, bisa merubah dunia menjadi tepian-tepian syurga, namun disaat lain bisa merubah dunia menjadi palung-palung neraka. Mari mencintai sewajarnya kepada pasangan, dan jika harus menyerahkan cinta segelas penuh, serahkanlah gelas itu ke Tangan-tangan TUHAN.
” Kudapat kau kudapat, kudapat kau dalam genggaman jemari
Kujaga kau kujaga, kujaga kau agar terus mewangi “