sesempit selat akrab losari berumah musim angin selatan
seribu ngaum harimau menerkam badai dengan hati landai
sudah lama hati belajar menjahit jala, mendempul rakit, pun
memintal bantal ombak dengan kata tanpa tuah tanpa cinta!
seperti ziarah dari satu jazirah keseribu jazirah,
kau-aku lebur dalam cadas kalam. diatas rakit
yang ditelanjangi gelombang, hawa udara semisal
rawa-rawa air mata duka ” dinda! sekeping hatiku
terbang dengan kunang-kunang kenangan!”
sekafan kain putih aus, lampus dan hangus
jatuh menjulur oleh bocor jantung angin,
riuh sorak-sorai suara yang tak kukenali
seumpama busa-busa duka dalam dada
” dinda! maukah kau menemanikuku sekali saja
duduk berdua di pelaminan kata?”.
diatas rakit digigir senja yang menua, aku sekarat digilir tangis
seumpama tikaman gerimis yang mengiris pelipis paling tipis!
sisik sirip tumpang tindih menjadi belukar penuh duri membalut hati
yang mungkin tak akan pernah lagi bisa menghapus sisa madu
selepas kau-aku jalang pada sebuah ciuman yang panjang!
___ Aku sekarat dengan sekerat rindu yang berkarat,diatas rakit yang tak pernah bisa membawaku ke dermaga, setelah kau-aku sepakat menabur bunga kenanga diatas nisan tak bernama!___
( Kisah tak berwajah, LOSARI 1 juni 2011)